Astronom Spanyol dan Amerika Serikat beberapa hari lalu menggunakan “cahaya gema” berhasil menangkap sebuah ledakan Supernova di ruang angkasa pada 436 tahun yang lalu. Astronom ini menjelaskan, situasi setelah ledakan Supernova seperti sebuah pizza besar yang beterbangan di ruang angkasa, indahnya tiada tara. Para ilmuwan melalui penelitian berkas cahaya dari debu awan antar bintang yang jauh, memberikan petunjuk penting terhadap penelitian energi gelap. Hasil kajian ini diterbitkan dalam majalah Science Journal, 4 Desember 2008.
Menurut laporan Aerospace Network, pada 11 Nopember 1572, astronom Denmark Tycho Brahe menemukan supernova ini dekat gugus bintang Cassiopeia, ini merupakan bintang yang sangat terang dapat dilihat sepanjang hari. Walaupun ledakan Supernova cahaya ini ratusan tahun yang lalu telah melalui Bumi, tetapi astronom menggunakan "Gema Cahaya" sekali lagi dapat menangkap cahaya primitif ketika ledakan besar terjadi.
Ketika bintang meledak, ia akan memancarkan cahaya ke semua arah, dan berkas cahaya lainnya lain yang sedang merambat pada arah lain sering kali bisa merefleksikan debu awan antar bintang, sebab cahaya dengan kecepatan terbatas merambat, menciptakan sebuah gema pada jarak ratusan tahun cahaya dari titik awal supernova, sehingga dapat dilihat dari bumi.
Astronom pernah menangkap “gema” dari cahaya, tetapi ledakan dari Supernova Tycho Brahe adalah ledakan tertua yang dilihat dari Bimasakti. Astronom Tomonori Usuda dan rekannya menggunakan optik Teleskop Subaru dengan diameter 8,2 m menemukan "cahaya gema" primitif yang dikeluarkan oleh Supernova. Usuda menunjukan, dengan cara ini umat manusia dapat melihat galaksi kehidupan kita, bagaimana Supernova dilahirkan dan musnah.
Astronom Adam Riess dari “The Johns Hopkins University terus menerus mencari supernova dalam semesta. Ia berkata, astronom menduga bahwa Brahe adalah Supernova sejenis type1a, tetapi masih belum dapat dibuktikan, pengamatan ini mematikan segala pendapat lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, metode seperti ini mengungkapkan, jarak Supernova type1a lebih jauh dari yang kami bayangkan, oleh sebab itu, para peneliti yakin bahwa semacam kekuatan misterius yang dinamakan kekuatan "energi gelap" sedang mendorong galaksi saling menjauhi, meneliti benda sisa supernova Brahe dapat membantu astronom lebih memahami supernova type1a dan energi gelap itu sendiri.
Menurut laporan Aerospace Network, pada 11 Nopember 1572, astronom Denmark Tycho Brahe menemukan supernova ini dekat gugus bintang Cassiopeia, ini merupakan bintang yang sangat terang dapat dilihat sepanjang hari. Walaupun ledakan Supernova cahaya ini ratusan tahun yang lalu telah melalui Bumi, tetapi astronom menggunakan "Gema Cahaya" sekali lagi dapat menangkap cahaya primitif ketika ledakan besar terjadi.
Ketika bintang meledak, ia akan memancarkan cahaya ke semua arah, dan berkas cahaya lainnya lain yang sedang merambat pada arah lain sering kali bisa merefleksikan debu awan antar bintang, sebab cahaya dengan kecepatan terbatas merambat, menciptakan sebuah gema pada jarak ratusan tahun cahaya dari titik awal supernova, sehingga dapat dilihat dari bumi.
Astronom pernah menangkap “gema” dari cahaya, tetapi ledakan dari Supernova Tycho Brahe adalah ledakan tertua yang dilihat dari Bimasakti. Astronom Tomonori Usuda dan rekannya menggunakan optik Teleskop Subaru dengan diameter 8,2 m menemukan "cahaya gema" primitif yang dikeluarkan oleh Supernova. Usuda menunjukan, dengan cara ini umat manusia dapat melihat galaksi kehidupan kita, bagaimana Supernova dilahirkan dan musnah.
Astronom Adam Riess dari “The Johns Hopkins University terus menerus mencari supernova dalam semesta. Ia berkata, astronom menduga bahwa Brahe adalah Supernova sejenis type1a, tetapi masih belum dapat dibuktikan, pengamatan ini mematikan segala pendapat lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, metode seperti ini mengungkapkan, jarak Supernova type1a lebih jauh dari yang kami bayangkan, oleh sebab itu, para peneliti yakin bahwa semacam kekuatan misterius yang dinamakan kekuatan "energi gelap" sedang mendorong galaksi saling menjauhi, meneliti benda sisa supernova Brahe dapat membantu astronom lebih memahami supernova type1a dan energi gelap itu sendiri.
0 omelan:
Posting Komentar
silahkan meninggalkan komentar anda